13 Prajurit TNI Pelaku Penganiayaan Anggota KKB Terancam Dihukum 5 Tahun Bui

Wakil Komandan (Wadan) Puspomad Mayjen TNI Eka Wijaya Permana.

Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak 13 tersangka prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya terancam hukuman paling berat lima tahun enam bulan penjara atas kasus tindakan penyiksaan terhadap terhadap anggota KKB.

Wakil Komandan (Wadan) Puspomad Mayjen TNI Eka Wijaya Permana mengatakan, hukuman itu sebagaimana diterapkan oleh Puspom III/Siliwangi yang menangani kasus tersebut.

“Pasal 351 (KUHP), kemudian pasal 170 (KUHP), dan pasal 103 KUHPM itu melawan perintah atasan,” kata Eka dikutip, Kamis (4/4).

Berikut isi pasal yang disematkan ke-13 tersangka prajurit yakni;

Pasal 351 KUHP (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun

Pasal 170 KUHPTentang Pengeroyokan, pelaku yang secara bersama-sama dan terang- terangan melakukan kekerasan terhadap orang atau barang dijerat tindak pidana pengeroyokan yang diatur tersendiri dalam Pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan.

Pasal 103 Ayat (1) KUHPMMiliter, yang menolak atau dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas, atau dengan semaunya melampaui perintah sedemikian itu, diancam karena ketidaktaatan yang disengaja, dengan pidana penjara maksimum dua tahun empat bulan.

“Dalam tugas operasional itu, pimpinan sudah memberikan ST jadi ada tolak ukurnya. (misal) Tidak boleh merekam tidak boleh ini itu rahasia artinya kan melanggar, jadi kita kenakan (Pasal 103 KUHPM),” terangnya.

Sedangkan, Eka menjelaskan kalau ke-13 prajurit yang telah ditetapkan tersangka berasal dari golongan pangkat beragam mulai tamtama dan bintara. Mereka semua diproses nantinya sesuai dengan peran keterlibatan masing-masing.

Masih berproses. Yang jelas tempatnya (kejadian TKP) di Papua dan penangananya karena sudah balik (pasukan) operasi jadi di Pomdam III,” tuturnya